goresan tinta

Kamis, 02 Agustus 2018

SESAL

''Sesal''


ketika aku memutuskan untuk mengaggumi mu tersimpan segenggam harapan dalam naluri ku
secercah keyakian tak pernah luntur dalam benak fikir ku bahwasanya kau adalah jawaban dari setiap do'a-doa ku

aku tak ingin rasa itu ternodai oleh ambisi ku yang semakin meningkat setiap harinya, oleh karena itu aku memutuskan pergi sejenak sekedar untuk menghirup udara segar sebagai landasan usaha ku untuk meyakinkan diri ini bahwasanya ini adalah cinta bukan sekedar ambisi semata

jauuuuuh-jaaaaaaauuuuuuuuh dan semakin jauh aku pergi meninggalkan rasa itu sampai berusaha untuk menghilangkan jejak agar aku tak lagi menemukanya, di mulai dari sehari dua hari, seminggu dua minggu, sebulan dua bulan, sampai satu tahun bahkan lebih aku meninggalkan rasa itu

berkelana mengitari dunia bermuara di ujung laut china sampai kembali ke tanah air tercinta nyatanya rasa itu masih saja ada

tersenyum haru bahwasanya rasa itu memang rasa yang nyata tak ada ambisi dan tak ada halusinasi yang ada hanya pesan-pesan tersirat dalam setiap do'a ku 

kini semilir angin terasa begitu nyata, para burung liar pun dengan bebasnya mengepakan sayap menari di udara seakan ikut serta merasakan indahnya rasa itu

namun tiba-tiba bunga pun  layu, air sungai pun mengering dan awan pun kelabu apa yang terjadi.?
ada apa ini.?

"aaaahh rupanya rasa itu telah menghianati hati"

dinding keyakinan yang aku bangun untuknya dengan seketika runtuh dan hancur
karena kini ku sadari telah ada yang lain di sana bermuara menguasai hatinya yang mungkin berhasil membuatnya jatuh cinta dan telah memiliki raganya

lalu aku harus apa.?

sepertinya aku pergi terlalu lama sampai tak sempat memberi kabar untuknya, mengutarakan semua isi hati kepadanya, "DAN AKU TERLAMBAT" 

sempat terlintas dalam fikir ku bahwasanya itu merupakan salah satu jawaban dari sang pemilik rasa bahwasanya dia bukanlah yang terbaik untuk ku

namun tak ada lagi yg bisa ku lakukan selain tetap memendam perasaan itu, yg jelas kini ku coba untuk mengikisnya, mengikis rasa itu yang tak yakin akan bisa ku lakukan

menitipkan rasa itu kepadanya adalah pilihan yang tepat menurutku agar ia tahu betapa besarnya rasa yang telah lama ada tanpa ia ketahui, biarkan tuhan yang menjawabnya atas sesal yang telah menghampiriku

kini ku putuskan untuk pergi lagi membawa rasa itu, iyaaaaaah biarlah aku tetap membawanya dalam setiap hembusan nafas ku, sampai guliran waktu ikut serta menjawabnya.




Tidak ada komentar:

Posting Komentar

PROSES PEMBUATAN MINUMAN HERBAL ALAMI SEBAGAI SALAH SATU PENUNJANG  UMKM DALAM MASA PANDEMI DI DUSUN PANGASINAN, DESA PAMANUKAN, KECAMATAN P...