goresan tinta

Rabu, 17 Oktober 2018

MENCINTAI DALAM DIAM

Mencintai Dalam Diam



Banyak hal yang sering kali remaja pada umumnya lakukan untuk mengekspresikan perasaanya agar tidak mudah di tebak atau di ketahui oleh orang yang di kaguminya. dan ada pula yang kebalikanya mengekspresikan berbagai macam cara agar orang yang di kaguminya itu mengetahui tentang perasaanya. karena setiap orang memiliki caranya sendiri dalam hal tersebut.

contohnya saja seseorang mengutarakan perasaanya secara langsung terhadap orang yang ia cintai dengan tujuan akan terbalas perasaanya oleh orang yang diharapkanya itu. namun ada juga yang hanya menyampaikan perasaanya tanpa berharap akan terbalas cintanya. atau ada juga yang hanya memendam perasaanya berbulan-bulan bahkan sampai bertahun-tahun karena tidak berani mengutarakanya.

seperti topik kita kali ini yaitu "Cinta dalam diam"  sebagian orang memilih untuk memendam perasaanya dari pada menyampaikanya, selain dari ketidak adaanya nyali untuk bertindak juga ada yang berprinsip untuk tidak menodai perasaanya dalam satu ikatan yang mungkin akan membawanya terjerumus dalam kata PACARAN. karena kita sendiri pun  menyadarinya ikatan pacaran itu di larang dalam agama islam. kecuali orang tersebut sudah siap untuk menjelang tahap selanjutnya jika di terima cintanya akan berlanjut ke jenjang Ta'aruf, khitbah dan walimah (menikah). itu berbeda lagi ceritanya.

biasanya orang-orang yang terlibat dalam segerombolan kaum mencintai dalam diam itu mengekspresikan perasaanya dalam bentuk tulisan baik secara cerita pribadi di buku harian maupun dalam bentuk karya fiksi semacam puisi atau novel yang di publikasikan melalui blog, wattpad atau akun sosial lainya. serta ada juga yang mengekspresikanya melalui gambar atau lukisan orang yang ia kagumi yang kemudian di jadikan sebuah kartun animasi dan di publikasikan juga di akun pribadinya. waaaaaaah keren bukan dari sebuah perasaan yang sederhana bisa menjadi imajinasi yang menghasilkan karya luar biasa.

ada pepatah dalam buku yang di tulis oleh ust. yusuf Mansur & Amir Kumadin, SF. dalam bukunya yang berjudul "kun fayakun cinta" kitabnya orang-orang yang ingin mencintai dan di cintai. bahwasanya "jika kita mencintai pasti di cintai" karena apa pun yang kita cintai, maka apa yang kita cintai itu niscaya mencintai kita. iya cinta itu tidak akan kemana-mana, tapi akan selalu balik kepada kita. seperti contohnya tadi berawal dari perasaan bisa menjadi imajinasi yang menghasilkan karya yang luar biasa, itu salah satu bentuk timbal balik dari mencintai yang menjadi sebuah karya yang apabila ada yang menyukainya akan menghasilkan beberapa point positif kedepanya.

kembali lagi dalam buku yang di tulis ust. yusuf Mansur & Amir  Kumadin, SF. tadi, dalam kasus cinta lawan jenis, memang ada sedikit berbeda, yakni, bisa terjadi kemungkinan tidak kemballi kepada kita dalam arti mencintai kita, menjadi milik kita, menjadi istri atau suami kita. tapi kita akan tetap mendapatkan cinta, meskipun dari orang yang berbeda. bahkan lebih dari 100% mendapatkan kekasih yang jauh lebih baik dari apa yang kita harapkan sebelumnya. hebat bukan..? berarti kita mencintai bukan tanpa faedah, karena itu janjinya. asal cinta kita itu bukan cinta egoisme, dan nafsu birahi tapi cinta karena Allah semata.

di atas segalanya, kita tetap akan begitu berbahagia untuk tetap mencintai orang yang kita cintai, meskipun akhirnya tidak menjadi milik kita, tidak menjadi suami atau istri kita. karena sekali lagi, kita tidak pernah merugi tapi malah beruntung besar tiada henti. kenapa demikian.? karena dengan cinta seperti itu, menjadikan kita jauh dari kata galau, gila apalagi malah bunuh diri bahkan jauh dari kata zinah. wiiiiiih serem bukan dengernya aja udah ngeri apa lagi terlibat di dalamnya heuuuummm saya pun tidak berani untuk membayangkanya.

sejauh ini bisa di ambill positifnya, jangan pernah minder untuk mengakui bahwa menjadi bagian dari salah satu segerombolan kaum mencintai dalam diam, karena itu jauh lebih baik dari cinta-cinta lainya selain cinta setelah pernikahan. tapi dengan mencintai dalam diam itu bisa kita jadikan sebagai inspirasi untuk diri kita sendiri agar menjadi jauh lebih baik lagi. karena pada hakikatnya mencintai adalah perubahan secara tidak langsung banyak perubahan dalam diri kita yang kita lakukan tanpa kita sadari, selagi perubahanya kejenjang yang jauh lebih baik bisa kita teruskan untuk mengupayakanya namun apabila perubahanya justru kejenjang yang jauh  lebih buruk maka harus segera di cegah dan di hentikan. karena benar yang tertulis dalam buku kun fayakun cinta bahwa "cinta tanpa moral itu bukan cinta"

oleh karena itu jikalau kita mencintai cukuplah dengan meng-ikhtiar-kanya dalam istiqarah dan do'a-do'a di kala sujud, setelah itu ketika sudah yakin dengan jawabanya barulah kita bertindak untuk menyampaikanya, dan menindak lanjuti perasaan itu kejenjang yang jauh lebih serius tanpa harus terlibat dalam kata-kata modus yang di jadikan andalan untuk merayu, karena kata-kata rayuan itu hanya ada dalam segerombolan kaum yang percaya dengan cinta itu harus memiliki, cinta itu harus di perjuangkan, citna itu harus ada pengorbanan serta cinta itu begini dan begitu, noooooo ketahuilah sahabat-sahabat ku yang seperti itu bukan cinta namanya itu hanya egoisme yang berkedok cinta dalam godaan membawa kita terjerumus kedalam  "love is bulshit" yang di dalamnya hanya ada rayuan-rayuan dusta.

memang benar cinta itu harus di perjuangkan tapi arti memperjuangkan itu di sini adalah dengan cara membuktikan, alias mendatangi yang di cintai untuk menanyakan mau atau tidak untuk di ajak ta'aruf yang kemudian khitbah dan walimah dalam catatan tidak ada faktor memaksa dan di paksa. kemudian mengenai cinta itu harus ada pengorbanan, iyah benar akan tetapi pengorbanan seperti apa dulu kalo sifatnya berkorban untuk memaksakan kehendak agar di terima itu sudah bukan cinta lagi namanya, tapi kalo berkorban waktu, atau berkorban sesuatu hal yang sifatnya condong kebaikan itu boleh-boleh saja. dan bohong kalo ada yang percaya dengan cinta itu harus memiliki sampai menghalalkan segala cara, kenapa demikian karena sesungguhnya cinta yang murni itu cinta karena Allah dan cinta yang tidak memaksakan kehendak untuk memiliki karena cinta yang sebenarnya adalah cinta itu tidak harus memiliki, cukup melihat dan mendo'akan orang yang kita cintai itu bahagia itu sudah cukup untuk kita.

disini kita di hadapkan dengan dua pilihan (mencintai karena Allah atau mencintai karena obyek). tergantung kita mau memilih yang mana, cinta untuk dunia akherat atau cinta sementara hanya untuk kesenangan semata.






PROSES PEMBUATAN MINUMAN HERBAL ALAMI SEBAGAI SALAH SATU PENUNJANG  UMKM DALAM MASA PANDEMI DI DUSUN PANGASINAN, DESA PAMANUKAN, KECAMATAN P...